Ikatan Alumni Universitas Negeri Malang (IKA UM) bersama QuBisa mengadakan webinar pada Sabtu (11/03/2023). Webinar kali ini bertemakan “Bekerja Sesuai Passion atau Gaji Besar?” dengan menghadirkan Wanda Hamida dan Yogiswaradhipa Sedyanto Putro, S. Psi sebagai narasumber

Acara dibuka dengan sambutan oleh Sekretaris Jenderal PP IKA UM, Dra. Fatmawati. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa, “Dalam bekerja kita pasti pernah dihadapkan dengan dua pilihan, yakni bekerja sesuai dengan passion atau bekerja dengan gaji yang besar. Tentu saja ini tidak mudah untuk diputuskan, terlebih apabila kita punya banyak mimpi dalam pekerjaan. Rasa bimbang ini bukan hanya dialami oleh para fresh graduate, tapi juga para pekerja yang ingin pindah karier atau industri. Kerja sesuai passion itu menyenangkan namun gaji pas – pasan, sedangkan kerja gaji besar bisa mempercepat hidup berkecukupan, namun hidup terasa hampa dan tidak tenang karena banyak tanggung jawab pekerjaan”

Sesi pertama diawali oleh Wanda Hamida yang merupakan Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Malang yang saat ini sedang mengikuti program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) dari Kemendikbud di International University of Applied Science, Germany. Beliau menceritakan aktivitas selama berkuliah di UM dan pengalamannya mengikuti program IISMA. “Alasan saya memilih UM adalah kalau misal kita mau kuliah, kita kan pasti lihat akreditasi, karena akreditasi itu penting untuk supaya kita bisa dapat kerja setelah nantinya kita lulus. Nah kebetulan saya ambil jurusan akuntansi. Alhamdulillah untuk jurusan akuntansi baik S1 maupun D4 itu sudah terakreditasi A. UM juga termasuk rangking 10 Nasional menurut The World University Rankings.”

Selama berkuliah di UM, Winda termasuk mahasiswa KURA – KURA (Kuliah rapat – kuliah rapat) yang artinya beliau aktif dalam berorganisasi. Salah satu organisasi yang ia ikuti adalah Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM), yakni organisasi yang di dalamnya kita bisa belajar terkait dengan investasi, trading, saham, reksa dana, dan sebagainya. Winda juga pernah mengikuti beberapa kompetisi seperti esai, lomba business model canvas, business plan, dan lain-lain. “Alhamdulillah juga pernah mendapat juara, dan finalis. Yang baru – baru ini saya raih adalah ketika saya lolos dalam program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) dari Kemendikbud.”

Winda menceritakan pengalamannya mengikuti program IISMA “ IISMA adalah program beasiswa fully funded dari Kemendikbud. IISMA ini memberikan kesempatan bagi seluruh mahasiswa Indonesia baik vokasi, sarjana, untuk bisa study di luar negeri selama satu semester.” Ada beberapa persyaratan untuk mengikuti program IISMA, di antaranya adalah mahasiswa aktif minimal semester 4 dan maksimal semester 6, selain itu diperlukan tes kemampuan bahasa Inggris atau English Proficiency (IELTS, TOEFL IBT, Duolingo Test). Untuk persyaratan lainnya adalah seleksi administrasi yang terdiri dari berkas – berkas seperti transkrip nilai, tes bahasa Inggris, esai, surat rekomendasi. Setelah lolos seleksi administrasi, berlanjut ke tahap berikutnya yaitu interviu. Interviu ini pada umumnya dilaksanakan dalam bahasa Inggris selama 15-30 menit. Tes selanjutnya adalah tes kebinekaan yang isinya adalah mengenai kewarganegaraan

Lalu apa saja yang ia lakukan selama mengikuti program IISMA di Jerman ?. Seperti mahasiswa pada umumnya, tetapi berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris, belajar bersama mahasiswa lainnya di kampus. Tidak hanya di kampus saja, tetapi juga ada kegiatan company visit yang kegiatannya hampir sama seperti study tour, hanya saja bukan di tempat wisata tetapi di perusahaan. Sebagai mahasiswa Indonesia yang belajar ke luar negeri, beliau juga mengadakan acara Indonesian Night bersama mahasiswa Indonesia lainnya yang sedang belajar di Jerman. Indonesian Night merupakan sebuah acara yang mengenalkan budaya, makanan, minuman, pakaian, tarian Indonesia kepada mahasiswa internasional maupun masyarakat Jerman. Dari program IISMA yang ia ikuti tersebut beliau mendapatkan pengalaman dan juga relasi yang semakin luas, serta bonus jalan – jalan ke luar negeri. “Jalan-jalan ke luar negeri tersebut adalah plus point, bukan main activity dari kegiatan IISMA, tetapi adalah benefit atau kelebihan yang didapatkan dari program IISMA”.

Sesi kedua dilanjutkan oleh Yogiswaradhipa Sedyanto Putro, S. Psi yang saat ini bekerja sebagai People Acquisition & Experience Lead di ATTN. Yogi menyampaikan materi tentang “Bekerja Sesuai Passion atau Gaji Besar”. Materi dimulai dari penjelasan tentang passion “Passion adalah gairah kita ketika mengerjakan sesuatu, mendapatkan sesuatu, melakukan sesuatu. Apa pun yang membuat kita senang, semangat, tidak bosan”. Passion didapatkan dari suatu kegiatan yang kita lakukan, misalnya dengan dunia IT, senang dengan kegiatannya yaitu koding, atau suka dengan bidang administrasi, suka karena administrasi menuntut kerapian dan ketelitian.

Passion juga muncul karena adanya reward, reward tidak selalu berupa uang atau barang, tetapi dapat berupa perasaan dalam diri setelah melakukan suatu kegiatan. Misalnya setelah mengajar, rasanya lega dan bahagia melihat orang yang diajar menjadi bisa dan mahir. Passion juga muncul dari aktualisasi diri. Misalnya ketika seseorang menjadi seorang polisi, ia menjadi disegani orang, dihormati, ia merasa bangga dan bahagia menjalani profesinya. “Mulai usia belasan tahun hingga 20-an, itu sudah waktunya kenal diri kita sendiri. Jadi kalau teman – teman sampai detik ini belum kenal diri sendiri, coba kenalan sama diri sendiri, mengobrol dengan diri sendiri. Kalau belum juga mendapatkan gambaran bisa dengan melakukan diskusi ke teman dekat, orang tua, dosen. Setiap orang pasti memiliki pandangan yang berbeda beda tentang diri kita, cari garis besarnya dari pendapat tersebut, jangan telan mentah – mentah pendapat orang lain.”

“Kita sebagai manusia enggak harus kok menemukan passion, tetapi terkadang kita tidak sadar apa yang kita lakukan itu menyenangkan dan itu adalah sebuah passion, jadi kita golongkan mana yang passion mana yang bukan, supaya kita bisa membedakan mana kegiatan yang membuat kita senang, mana kegiatan yang enggak kita sukai. Tiap orang memiliki passion, tetapi tergantung kita menyadari atau tidak akan adanya passion. Namun apabila kita menyadari, mengetahui di mana passion kita, itu jauh lebih baik”. (Dimas)