Keteraturan dan penataan pembangunan kota menjadi daya tarik bagi setiap orang yang berkunjung ke Kota Sydney. Demikian sebagian kesan yang disampaikan oleh Widiyatna (alumni Sejarah angkatan 1992) yang pada tanggal 28 Maret – 1 April 2011 berkunjung ke kota Sydney, Australia. Lebih lanjut, kita ikuti penuturannya.

Australia, negara yang identik dengan penduduk berkulit putih padahal ada penduduk asli yang sudah menghuni sejak ribuan tahun lalu. Mereka adalah suku Aborigin. Ketika tiba di kota Sydney, satu hal yang ingin saya lihat seberapa banyak orang Aborigin yang berlalu lalang di Kota Sydney yang tertata rapi.

Ternyata orang berkulit putih memang sangat dominan sehingga benar juga kalau Australia itu identik dengan penduduk berkulit putih.  Dalam sejarahnya, orang kulit putih tersebut didatangkan dari Inggris. Konon mereka adalah orang-orang buangan. Orang-orang yang dihukum sehingga harus diasingkan ke Australia.

Sekarang Australia menjadi negara maju. Bahkan mereka merasa bagian dari benua Eropa dan seperti berada di tengah-tengah benua Eropa. Mulai dari struktur bangunan hingga nama-nama jalan identik dengan budaya Inggris dan Eropa hanya sedikit yang mengambil tema dari suku Aborigin.

Kesan bahwa saya berada di tengah-tengah masyarakat yang hidup di negara maju sangat terasa. Saya menjadi orang yang disiplin di jalan. Menyeberang selalu ditempat yang telah ditentukan. Bagi perokok ada tempat­nya. Lalu lintas berjalan tertib dan lancar tanpa kemacetan panjang. Pejalan kaki lebih banyak dan mereka sangat enjoy. Pejalan kaki sangat dimanjakan dengan trotoar/pedestrian sangat lebar dengan lingkungan yang bersih.

Angkutan umum  yang tersedia sangat nyaman, mulai dari taksi, bis, monorail, trem hingga kapal ferry. Angkutan umum ini saling terkoneksi satu dengan yang lain sehingga bis, monorail atau trem datang tepat waktu. Informasi tentang angkutan umum  seperti jadwal, peta, tujuan dan layanan transportasi lainnya bisa kita dapatkan melalui internet atau brosur-brosur yang tersedia di tempat-tempat umum.

Australia menawarkan kepada masyarakat dunia tentang keunggulan negaranya baik dari sisi ekonomi, pen­didikan maupun pariwisata. Keter­aturan dan penataan dalam membangun kota menjadi daya tarik bagi setiap orang yang berkunjung ke kota Sydney atau kota lainnya di Australia. Banyaknya orang yang berkunjung ke Sydney dari berbagai negara menunjukkan bahwa semakin dekatnya suatu kawasan.

Saat ini kita dituntut untuk menjadi bagian dari masyarakat global. Sebagai bagian dari masyarakat global mau tidak mau kita harus bersiap diri dengan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat global terutama yang baik bagi masyarakat Indonesia.

Ada beberapa hal yang bisa kita ambil pelajaran dan kita terapkan dalam kehidupan di Indonesia, seperti disiplin dalam berbagai hal baik saat berlalu lintas maupun dalam antrian. Selalu mengatur jadwal sehingga selalu tepat waktu, menjaga kebersihan lingkungan dan  taat pada aturan.

Dibandingkan dengan kota Sydney, menurut saya kota-kota di Indonesia tidak kalah menarik. Saya sempat ber­tanya, mengapa orang-orang Australia tetap menjadikan Bali sebagai tempat favorit untuk dikunjungi. Jawabannya karena Bali memberikan nuansa yang berbeda terutama suasana alam dan budayanya yang penuh orisinalitas. Kedekatan jarak Indonesia dengan Aus­tralia, menjadikan Bali sebagai ‘halaman belakang’ bagi orang Australia. Selain itu, Dollar Australia yang semakin perkasa dibandingkan dengan Rupiah membuat orang-orang Australia menjadi orang yang ‘berkelas’ bila di Indonesia.

Australia sudah membuktikan menjadi negara maju dan disinggahi oleh masyarakat dunia. Kini saatnya Indonesia juga harus menunjukkan setara dengan Australia sebagai negara tetangga. (Wid)

Buletin IKA UM Jakarta Edisi 6