Minggu (16/07/2023), Ikatan Alumni Universitas Negeri Malang (IKA UM) menyelenggarakan kegiatan Pembekalan Calon Wisudawan UM Periode Ke-120 dengan tema “Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk Peningkatan Mutu Lulusan di Era Society 5.0”. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting dan diikuti lebih dari 500 calon wisudawan Universitas Negeri Malang sebagai peserta.

Kegiatan diawali dengan sambutan yang disampaikan oleh Wakil Rektor I UM, Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd. beliau menyampaikan harapan terkait terselenggaranya kegiatan pembekalan kali ini. “Saya berharap adanya pembekalan pada kali ini, menambah kualitas lulusan selaku sumber daya yang produktif, sehingga menjadi modal bangsa kedepan” ujarnya.

Sambutan kedua disampaikan oleh Ketua I PP IKA UM, Prof. Dr. H. Moh. Ainin, M.Pd. beliau menyampaikan manfaat tema pembekalan kali ini. “Tema pembekalan kali ini sangatlah tepat dan relevan bagi para calon wisudawan, terutama di era persaingan yang sangat ketat dan selektif, untuk mengembangkan karir atau memasuki dunia kerja dengan dibekali kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan di era society 5.0” ujarnya.

Kegiatan dilanjutkan pemaparan oleh Rochman Hidayat, S.Si., M.M., beliau merupakan Alumni FMIPA UM, HR Manager PT. Paiton Operation and Maintenance Indonesia. “Sukses di perusahaan itu hanya ditentukan oleh tiga hal, ada skill, knowledge, dan attitude” ujarnya. Skill dan knowledge yang dibutuhkan ketika di perusahaan hanya sekitar 15%, sedangkan attitude sangat tinggi sekita 85%.

Skill merupakan kemampuan spesifik yang dibutuhkan untuk mengerjakan sesuatu. Seseorang yang sudah mempunyai skill tertentu, harus tetap mengeksplore dan mengembangkan skill yang ia miliki, dengan mengikuti trending dan perkembangan teknologi. Terdapat 10 top skill yang dibutuhkan di tahun 2023 antara lain, analytic thinking, creative thinking, resilience, flexibility and agility, motivation and self awareness, curiosity and lifelong learning, technological literacy, dependability and attention detail, empaty and active listening, leadership and social influence, dan quality control.

Knowledge atau pengetahuan, sebagai seorang sarjana kita tahu konsep dan teori, tapi itu hanya sebatas knowledge. Pada taksonomi Bloom, ada level diatas knowledge yaitu komprehensif. Semakin tinggi level up knowledge, tidak hanya sekedar tahu, tetapi juga memahami, pernah menerapkan pengetahuan itu dalam situasi tertentu, melakukan analisa dan sintesa, dan akhirnya mempunyai opini sendiri. Hal tersebut yang harus dimiliki oleh para calon wisudawan karena sangat dibutuhkan oleh perusahaan.

Attitude sangat menentukan kesuksesan di dunia kerja. Perilaku, sikap, kebiasaan, atau mentality kita dalam dunia kerja sangat berpengaruh. Orang pinter apabila tidak bisa respect terhadap orang lain hasilnya 0. Namun, jika orang pinter bisa respect terhadap orang lain maka hasilnya akan powerfull.

Pemaparan dilanjutkan oleh Aan Karuniawan Prasetia, S.Pd. beliau merupakan Alumni FMIPA UM, Founder & CEO @ tlcnesia.id Personal Coach for Corporate & Professional Trainer BNSP RI. “Saat ini, jumlah usia produktif itu banyak sekali temen-temen, didominasi oleh gen Z dan milenial. Artinya, buat diri kita pribadi ini adalah kabar yang menantang, kalau buat saya. Otomatis kalau jumlah anak mudanya banyak, saingan gua lebih banyak dong. Ternyata bukan hanya manusia saingannya, skrrng sudah masuk AI (Artificial Intelligence)” ujarnya.

Pada Era Society 5.0 ini, kita harus mampu bertumbuh atau mengembangkan diri agar mampu bersaing dalam dunia kerja. Ada 4 level dalam bertumbuh atau mengembangkan diri yaitu, aku yang tahu diriku (titik tumbuh), aku yang terlatih (terus tumbuh), grow with others (tumbuh bareng), dan tumbuh berdampak (manfaat luas).

Hal yang paling penting dalam pengembangan diri adalah mindset atau pola pikir. Mindset terbagi menjadi 2 yaitu fixed mindset (pola pikir ini biasanya mengasumsikan kemampuan dan pemahamannya relative tetap. Mereka tidak percaya bahwa kecerdasan dapat ditingkatkan, atau bahwa anda “memilikinya atau tidak” dalam hal kemampuan dan bakat) dan growth mindset (pola pikir berkembang yang memiliki pemahaman bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat ditingkatkan. Mereka percaya bahwa bisa menjadi lebih pintar, cerdas, dan berbakat).

Setelah mengubah mindset, kita harus menentukan goals atau tujuan. Goals atau tujuan harus disusun secara spesifik dan jelas, memiliki ukuran yang jelas sehingga dapat dipantau progresnya, susun goals yang menantang tetapi tidak terlalu sulit juga, goal harus selaras dengan visi dan misi yang akan dicapai, dan goals harus memiliki Batasan waktu atau dateline.

Pemaparan terakhir oleh Pipit Pudji Astutik, S.Pd., M.Pd., M.M., yang merupakan Alumni FIP dan Pascasarjana UM, Guru Breprestasi Nasional, beliau menyampaikan bahwa calon wisudawan UM harus menjadi lulusan yang unggul “Dengan menjadi lulusan yang unggul, dimanapun teman-teman berada, apapun profesinya, pasti punya nilai lebih, jadi punya keunggulan tersendiri” ujarnya.

Menurut Pipit, untuk menjadi lulusan yang unggul kita harus terus belajar, dengan begitu akan menyadari bahwa masih banyak yang belum kita ketahui, sehingga semakin meningkatkan rasa ingin tahu. Belajar bukan hanya melalui pendidikan formal, tetapi kita juga harus terus bergerak, dengan mengikuti komunitas atau organiasai, untuk menambah pengalaman, pengetahuan, dan terus menambah relasi. Selain itu, kita juga harus terus berkarya agar kita mampu meningkatkan kompetensi yang kita miliki. Seperti yang dilakukan Pipit, beliau mengembangkan passion menulisnya, dengan berkarya menulis karya ilmiah hingga dipublikasikan.

Melalui kegiatan kali ini diharapkan para peserta pembekalan dapat mempersiapkan diri agar mampu mengembangkan diri sehingga menjadi lulusan yang unggul di era society 5.0. (Vijay)