Alumni UM tersebar hingga ke ujung timur Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mengemban amanah menjadi Rektor Universitas Cendrawasih Jayapura.

Mutiara selalu diidentikkan dengan prestasi-prestasi dari Papua. Kesebelasan Persipura dijuluki ‘mutiara hitam’ karena prestasinya dalam persepakbolaan nasional. Maka tidak berlebihan apabila Festus Simbiak, alumni Program Pascasarjana UM  dijuluki ‘mutiara UM dari Papua’. Festus Simbiak adalah putera Papua yang berkesempatan mengenyam pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang yang kini menjabat sebagai Rektor Universitas Cendrawasih Jayapura, sebuah perguruan tinggi negeri di ujung timur Indonesia.

Dunia pendidikan telah ‘mendarah daging’ pada diri Festus Simbiak. Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengahnya di bumi Papua, Festus Simbiak menimba ilmu di ujung barat Indonesia. Pada tahun 1972 beliau kuliah di FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar Sumatera Utara. Beliau mengamalkan ilmu kependidikan di Sumatera Utara hingga ke Papua. Pengalaman mengajar beliau cukup lengkap. Mulai dari mengajar di SD & SMP Sentosa Tebing Tinggi, SD & SMP Kalam Kudus Pematang Siantar, SPG & PGA YPK Biak hingga menjadi pengajar di Universitas Cendrawasih. Pada tahun 2011 Festus Simbiak diberi amanah untuk menjabat sebagai Rektor Universitas Cendrawasih Jayapura.

 

Orasi Ilmiah

Sebagai salah satu alumni Universitas Negeri Malang yang berprestasi, Festus Simbiak diminta untuk menyampaikan Orasi Ilmiah pada upacara Dies Natalis Universitas Negeri Malang yang berlangsung tanggal 18 Oktober 2012.

Pria yang beristri Herlina Siagian, S.PAK ini menyampaikan Orasi ilmiah mengambil tema Inovasi Pembelajaran untuk Membangun Generasi Emas Indonesia 2045. Alasan pemilihan judul tersebut yaitu untuk memperkenalkan kondisi nyata perkembangan Pendidikan di daerah 3T (Terpencil, Tertinggal, Terdepan/Terluar) untuk menambah khasanah pengetahuan civitas akademika UM dan mengajak civitas akademika UM untuk ikut berpikir dan merancang pola-pola pengembangan pendidikan di daerah 3T dalam rangka mencerdaskan bangsa Indonesia.

Festus Simbiak memaparkan tentang pembangunan pendidikan berbasis distrik yaitu Suatu rancangan revitalisasi dan pembangunan pendidikan di daerah 3T untuk penyelamatan generasi emas (kasus di Papua dan Papua Barat).

Pokok-pokok pikiran yang beliau sampaikan meliputi; generasi emas  adalah generasi produktif menuju tahun emas NKRI tahun 2045: jumlah vs kualitas; Pencanangan generasi Emas pada tahun 2012 dengan batas hitung 2010 – 2035 sebagai periode usia produktif; Anak kelahiran 1990 masih dikategorikan ke dalam Generasi Emas karena masih produktif menuju 2045; Keadaan generasi emas di Papua dan Papua Barat 2012 (usia 0 – 19 tahun).

Pembangunan pendidikan berbasis distrik mencakup suatu model strategi pengembangan pendidikan sistem pendidikan nasional di Papua dan Papua Barat sesuai dengan situasi geografi, demografi, sosial ekonomi dan budaya. Berbagai kondisi nyata saat ini antara lain; mutu pendidikan rendah; angka absen tinggi; angka tinggal kelas tinggi; angka DO tinggi (2,90%); angka buta aksara tinggi; dan angka tidak melanjut tinggi. Di akhir pidatonya, Festus Simbiak menyampaikan harapan agar anak-anak di tanah Papua diselamatkan sebagai Generasi Emas dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Kasumasa (terima kasih),” ucap Festus Simbiak disambut dengan tepuk tangan meriah hadirin. [Nida]

Buletin IKA UM Edisi 3