Kemendikbud – Ristek Dikti bersama Kementerian Sosial sukses meluncurkan Program Kampus Merdeka Pejuang Muda pada Jum’at, 17 September 2021 pukul 13.00 WIB secara daring melalui platform Zoom Meating dan siaran langsung di kanal Youtube @Kemensos RI. Meskipun dilaksanakan secara daring, kegiatan ini tetap mendapatkan ratusan partisipasi dari mahasiswa, dosen, dan masyarakat seluruh Indonesia. Kegiatan ini sebagai respon terhadap keluhan terhadap data kemiskinan yang ada di Kementerian Sosial.

Peluncurkan Program Kampus Merdeka Pejuang Muda ini dihadiri oleh Tri Rismaharani selaku Menteri Sosial RI, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, dan Yandri Susanto selaku Ketua Komisi VIII DPR RI. Peluncuran program ini berjalan dengan lancer dan meriah. Program Pejuang Merdeka ini adalah program laboratorium sosial bagi para mahasiswa mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk memberikan dampak sosial secara konkret kepada masyarakat. Melalui program setara 20 SKS ini, mahasiswa akan ditantang untuk belajar dari warga sekaligus berkolaborasi dengan Pemerintahan Daerah, pemuka masyarakat, tokoh agama, serta seluruh stakeholder penggerak sosial di daerah.

Dalam program ini, mahasiswa turun langsung ke daerah yang membutuhkan bantuan. Dengan belajar memahami bagaimana kondisi masyarakat setempat meliputi apa yang terjadi, apa yang menjadi penyebab kemiskinan, dan bagaimana memecahkan masalah sampai ke akar permasalahan bersama Kementerian Sosial. Mahasiswa juga akan merancang digital campaign dan mengeksekusi program sosial yang relavan untuk daerah tersebut”. Ujar Tri Rismamaharani.

Program utama dalam Pejuang Muda nantinya mahasiswa akan melakukan pemetaan masalah, identifikasi alternatif solusi, formulasi solusi terbaik, perencanaan sumber daya dan capaian, pengerahan peran serta elemen masyarakat, implementasi dan pelaporan serta pengukuhan dampak. Fokus utama dalam Program ini adalah social entrepreneurship (kewirausahaan sosial) yang berlokasi didaerah Pasca-Bencana, di kantong kemiskinan, dikomunitas adat terpencil, dan di seluruh Nusantara.

Kategori dalam program ini nantinya mahasiswa mengembangkan program bantuan sosial, pemberdayaan fakir miskin dan lansia, pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan, dan fasilitas untuk kepentingan umum. “Aktivitas mahasiswa akan dibuat dalam dua koridor yakni online dan offline. Aktivitas offline mahasiswa akan berkolaborasi atau magang dengan Kementerian Sosial, Balai, atau panti sosial lokal untuk mengatasi permasalahan sosial diwilayah tersebut. Untuk aktivitas online mahasiswa membuat digital campaign dan fundraising”. Ungkap Kemensos.

 Selain itu, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI juga mengatakan bahwa kita semua sudah mengetahui bahwa pemuda kita akan menghadapi tantangan yang jauh lebih komplek dimasa depan, teknologi otomasi yang selalu berkembang, perubahan yang terjadi akan semakin ketat, dan dunia akan semakin terkoneksi. Itulah yang menggerakkan  kemendikbud ristek untuk mentransformasi sistem pendidikan tinggi yaitu Program Kampus Merdeka. Program ini menjadi jawaban kebuntuan Pendidikan Tinggi yang selama ini dinilai hanya melakukan pembelajaran di dalam kelas saja.

“Saya sangat senang sekali ketika Bu Risma mengusulkan program penggerak ini. Program ini bukan hanya bantuan sosial saja. Akan tetapi, program social empowerment dan social entrepreneurship yang akan membangun  startup-startup sosial yang mengembangkan suatu program khusus untuk lokalitas daerah tersebut. Jadi daya kreativitas, daya kolaborasi, semua profil Pancasila yang berada di Kampus Merdeka lengkap berada di program ini”. Ujar Nadim

Yandri Susanto selaku Ketua Komisi VIII DPR RI juga mengatakan bahwa ide ini sangat cerdas dan patut diapresiasi yang setinggi-tingginya. Sebagai mitra kerja Kementerian Sosial tentu mengharapkan Kampus Merdeka Program Pejuang Muda yang langsung bersentuhan dengan persoalan sosial di tengah masyarakat menjadi buming dan menjadi solusi yang terbaik untuk menjawab tantangan di masa mendatang.