Pada edisi kemarin, suasana Lebaran mewarnai Bulletin IKAUM Jakarta. Keceriaan mewarnai suasana hari raya Idul Fitri, setelah menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Warga IKAUM di Jakarta umumnya adalah para perantau, sehingga mudik dan berkumpul dengan saudara di kampung halaman menjadi begitu istimewa. Kembali ke Jakarta, warga IKAUM mengadakan acara Halal Bihalal.

Kali ini bertepatan dengan musim haji bagi umat Islam. Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang pelaksanaannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Ibadah haji dilaksanakan di negeri Saudi Arabia pada bulan Dzulhijjah, menurut perhitungan kalender Hijriah. Jutaan umat Islam dari penjuru dunia berbondong-bondong menuju Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji.  Bagi yang tidak melaksanakan haji, maka disunnahkan untuk menyembelih hewan qurban (berupa sapi, kambing atau domba) pada hari raya Idul Adha.

Ditinjau dari sejarahnya, Haji merupakan ibadah yang menapaktilasi kisah masyhur keluarga Nabi Ibrahim. Para jamaah haji mengenakan baju ihram (kain putih tanpa berjahit) melambangkan kesamaan derajat mereka di hadapan Allah SWT. Tidak ada beda antara si kaya dan si miskin, para pejabat dan rakyat biasa. Pada tempat dan waktu yang sama, mereka menjalani ritual-ritual ibadah haji sambil mengenang ketaatan, keikhlasan dan ujian-ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya.

Diantara jutaan umat Islam yang sedang menjalankan ibadah haji tahun ini, empat orang diantaranya adalah warga IKAUM Jakarta. Pertama, Masykur Sholeh alumni jurusan Bahasa Inggris angkatan 1981. Mas Masykur tinggal di Gema Pesona Estate – Depok berangkat ke tanah suci bersama istrinya. Kedua, Imam Humaidi alumni jurusan Bahasa Arab angkatan 1986. Mas Imam Humaidi tinggal di Komplek Timah-Depok berangkat ke tanah suci sebagai petugas haji dari sebuah biro perjalanan haji di Jakarta.

Berikutnya adalah Pak Abdul Hakim, alumni Jurusan Bahasa Inggris angkatan 1973 dan Pak Sukesti Martono, alumni jurusan Bahasa Inggris angkatan 1971.

Ibadah haji adalah ibadah yang membutuhkan fisik yang sehat serta sikap mental yang baik. Bagi yang mampu menjalaninya dengan baik, dengan kesabaran yang tinggi serta semata-mata mengharapkan ridho Allah SWT, maka Allah menjanjikan pahala dan surga. Semoga. (GMS)

Buletin IKA UM Jakarta Edisi 5