Pembawaannya santun dan mudah bergaul dengan orang lain. Sering diminta untuk menjadi Master of Ceremony (MC).

Bagi Erwanto (demikian ia biasa disapa), silaturahim adalah kunci dari semua yang dijalani saat ini. Kerja kerasnya telah membuahkan hasil. Kemudahan-kemudahan yang diperolehnya, selain atas jerih payah juga tidak lepas dari peran serta kawan-kawan sejawatnya.

Erwanto Budi Santosa, alumni Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 1986 saat ini bekerja di PT Plaza Indonesia Realty, Tbk. Berlokasi di tempat yang prestisius di jantung kota Jakarta, perusahaan ini mengelola pusat perbelanjaan Plaza Indonesia, hotel Grand Hyatt Jakarta dan gedung perkantoran The Plaza Office Tower. Di perusahaan ini Erwanto bekerja di bagian Human Resources.

Sebelum menempati posisinya saat ini, beberapa bidang pekerjaan telah dijalaninya. Sebelum lulus kuliah, sempat menjadi guru honorer di SMA Islam Malang. Setelah lulus kuliah tahun 1992, bergabung dengan PT Stanvac Indonesia sebagai English Instructur di Pendopo, Sumatera Selatan. Kemudian menjadi partimer di Garuda Indonesia. Kemudian bergabung dengan PT Inforindo Intersolusi, konsultan IT dan Education di Gatsu, Jakpus. Tidak lama, Erwanto kemudian bergabung dengan PT Freeport Indonesia, Papua. Terakhir, mantan atasan di Stanvac menarik ke PT Plaza Indonesia Realty, Tbk hingga sekarang.

Bagi pria yang sempat cuti kuliah karena ikut Program Pertukaran Pemuda Indonesia-Canada ini, pekerjaan maupun karir yang dijalaninya adalah buah dari silaturahim yang baik dengan para koleganya.

Di lingkungan tempat tinggalnya di daerah Ciputat – Tangerang Selatan, Erwanto juga menjalin silaturahim yang baik dengan masyarakat. Di lingkungan tempat tinggalnya, ia diberi amanah untuk menjadi koordinator renovasi musholla untuk menjadi masjid.

Di akhir perbincangan, Erwanto bercerita suka dan duka yang dialaminya. Kuncinya adalah mesti pandai-pandai membawa diri. Kesuksesan membutuhkan waktu dan energi yang tidak sedikit, meskipun  waktu untuk keluarga rasanya makin berkurang. Selain itu harus bisa mengalahkan hawa nafsu. Setelah nafsu terkontrol, faktor-faktor eksternal, insya Allah, lebih mudah ditangani. Amin. (GMS)

Buletin IKA UM Jakarta Edisi 4